Sabtu, 28 April 2012

Kenapa guru Harus Kreatif? (Maaf Belum Selesai)


Tugas lagi, tugas lagi. Begitu fikiran q ketika menaiki anak tangga menuju lantai 5, Perpustakaan kampus, tempat ku menimba ilmu.
Sebenarnya ini baru hari kedua aktif perkuliahan. Dan tugas sudah siap menanti. Terbiasa sih dengan tugas, hanya saja yang buat diriq mendumel “kenapa lift harus pake mati segala”. So, terpakasa, harus berolahraga ria menaiki anak tangga. Tak apa lah, pasti tak terasa.
Ternyata benar, walaupun keringat sudah keluar tak begitu banyak, jika dibandingkan teman sebelahku,  Akhirnya aq dan seorang teman ku sampai dilantai 5. Disinilah perpustakaan kampus.
Setelah meletakkan tasku dirak yang tersedia dan mengisi absen pengujung, aku lalu bergerak menuju sebuah rak bersusun empat yang terletak paling sudut perpustakaan, dan seorang teman ku tadi entah kemana.
Aku mulai mencari judul-judul buku yang pas q gunakan sebagi resensi untuk tugasku. Akhirnya dapat, dua buah buku cukup tebal kini sudah berada ditangan ku. Namun, ketika akan menuju meja, aku tertarik pada buku hijau kecil tepat dirak dihadapan ku, buku ini berukuran paling kecil dibanding buku yang lain di rak tersebut. Ku miringkan kepala q sedikit untuk membaca judul yang tertulis di sisi buku. “KENAPA GURU HARUS KREATIF?”. Tanpa berfikir panjang, q raih buku itu dengan tangan kanan q. Lalu, bergegas aku duduk disebuah kursi dan membaca buku Tersebut.
Ku buka halaman pertama. Ternyata buku ini cukup menarik perhatian ku dengan warna-warninya, dibelakang cover depan buku tertulis “FORCHILDREN” Dengan makna perhurufnya. F : Fleksibel, O: Optimis, R: Respek, C: Cekatan, H: Humoris, I: Inspiratif, L: Lembut, D: Disiplin, R: Responsif, E: Empatik, N: Nge-friend.
Tanpa sadar buku kecil setebal 178 halaman ini menyihir dan membuat ku lupa dengan buku-buku dihdapan q, yang tadinya ingin q gunakan sebagai resensi tugas.
Sekarang giliran aku berbagi dengan semua tentang apa yang telah q baca dibuku ini. Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
“Kenapa Guru Harus Kreatif?”
Kita Adalah Guru
Secara Formal, Menurut Undang0undang No. 141 2005, pasal 1, butir 1 tentang guru dan dosen, “yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membinbing, mengarahkan, melatih menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidkan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Namun pada dasarnya, setiap orang adalah guru, contoh yang digugu dan ditiru, terutama oleh anak-anak yang sering meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.
Biasanya, anak-nak usia dini menerapkan apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka merasakan dari lingkunganya. Apa yang telah mereka dapatkan ketika masih kecil akan berbekas sangta kuat hingga mereka dewasa. Seperti pribahasa: belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu. Oleh karena itu, orang dewasa yang dijadikan contoh oleh mereka, haruslah pintar-pintar dalam menjaga perilakunya sehingga dia bisa menjadi contoh yang positif bagi anak-anak.
Lihatlah, betapa anak-anak sekarang berusaha meniru apa yang mereka lihat dari artis-aris dan tayangan televisi, meskipun tidak jarang, semua yang mereka serap berdampak negatif bagi perkembangan mental mereka.
Sekolah sebagai slah satu kekuatan besar dalam menciptakan agen perubahan perlu ditangani oleh guru-guru yang andal. Sekolah memerlukan guru yang berkualitas, profesional, dan mempunyai visi yang jauh akan perkembangan sumber daya manusia yang kan datng. Dengan demikian, seorang guru itu dapat menjadikan mereka sebagai generasi yang hebat dan mampu menjadi generasi rahmatan lil alaimin. Meraka pun akan menjadi manusia-manusia berkualitas, unggul, dan berdaya tahan tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan.
Anak-anak dalah calon pewaris bangsanya. Dalam proses transfering values and knowledge,  guru yang baik akan senantiasa mengajar dan berkomunikasi kepada anak-anak, dan bukan sekedar berkomunikasi terhadap mereka.

*** Maaf blm bisa diselesaikan. semoga bisa dapat bukunya lagi jadi bisa diselesaikan..

0 komentar: