Tugas lagi,
tugas lagi. Begitu fikiran q ketika menaiki anak tangga menuju lantai 5,
Perpustakaan kampus, tempat ku menimba ilmu.
Sebenarnya ini
baru hari kedua aktif perkuliahan. Dan tugas sudah siap menanti. Terbiasa sih
dengan tugas, hanya saja yang buat diriq mendumel “kenapa lift harus pake mati
segala”. So, terpakasa, harus berolahraga ria menaiki anak tangga. Tak apa lah,
pasti tak terasa.
Ternyata benar,
walaupun keringat sudah keluar tak begitu banyak, jika dibandingkan teman
sebelahku, Akhirnya aq dan seorang teman
ku sampai dilantai 5. Disinilah perpustakaan kampus.
Setelah
meletakkan tasku dirak yang tersedia dan mengisi absen pengujung, aku lalu
bergerak menuju sebuah rak bersusun empat yang terletak paling sudut
perpustakaan, dan seorang teman ku tadi entah kemana.
Aku mulai
mencari judul-judul buku yang pas q gunakan sebagi resensi untuk tugasku.
Akhirnya dapat, dua buah buku cukup tebal kini sudah berada ditangan ku. Namun,
ketika akan menuju meja, aku tertarik pada buku hijau kecil tepat dirak
dihadapan ku, buku ini berukuran paling kecil dibanding buku yang lain di rak
tersebut. Ku miringkan kepala q sedikit untuk membaca judul yang tertulis di
sisi buku. “KENAPA GURU HARUS KREATIF?”. Tanpa berfikir panjang, q raih buku
itu dengan tangan kanan q. Lalu, bergegas aku duduk disebuah kursi dan membaca
buku Tersebut.
Ku buka halaman
pertama. Ternyata buku ini cukup menarik perhatian ku dengan warna-warninya,
dibelakang cover depan buku tertulis “FORCHILDREN” Dengan makna perhurufnya. F
: Fleksibel, O: Optimis, R: Respek, C: Cekatan, H: Humoris, I: Inspiratif, L:
Lembut, D: Disiplin, R: Responsif, E: Empatik, N: Nge-friend.
Tanpa sadar
buku kecil setebal 178 halaman ini menyihir dan membuat ku lupa dengan
buku-buku dihdapan q, yang tadinya ingin q gunakan sebagai resensi tugas.
Sekarang
giliran aku berbagi dengan semua tentang apa yang telah q baca dibuku ini.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
“Kenapa Guru Harus Kreatif?”
Kita Adalah Guru
Secara
Formal, Menurut Undang0undang No. 141 2005, pasal 1, butir 1 tentang guru dan
dosen, “yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membinbing, mengarahkan, melatih menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidkan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.”
Namun
pada dasarnya, setiap orang adalah guru, contoh yang digugu dan ditiru, terutama oleh anak-anak yang
sering meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.
Biasanya,
anak-nak usia dini menerapkan apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka
merasakan dari lingkunganya. Apa yang telah mereka dapatkan ketika masih kecil
akan berbekas sangta kuat hingga mereka dewasa. Seperti pribahasa: belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir
diatas batu. Oleh karena itu, orang dewasa yang dijadikan contoh oleh
mereka, haruslah pintar-pintar dalam menjaga perilakunya sehingga dia bisa
menjadi contoh yang positif bagi anak-anak.
Lihatlah,
betapa anak-anak sekarang berusaha meniru apa yang mereka lihat dari artis-aris
dan tayangan televisi, meskipun tidak jarang, semua yang mereka serap berdampak
negatif bagi perkembangan mental mereka.
Sekolah
sebagai slah satu kekuatan besar dalam menciptakan agen perubahan perlu
ditangani oleh guru-guru yang andal. Sekolah memerlukan guru yang berkualitas,
profesional, dan mempunyai visi yang jauh akan perkembangan sumber daya manusia
yang kan datng. Dengan demikian, seorang guru itu dapat menjadikan mereka
sebagai generasi yang hebat dan mampu menjadi generasi rahmatan lil alaimin. Meraka pun akan menjadi manusia-manusia
berkualitas, unggul, dan berdaya tahan tinggi dalam menghadapi
perubahan-perubahan.
Anak-anak
dalah calon pewaris bangsanya. Dalam proses transfering
values and knowledge, guru yang baik
akan senantiasa mengajar dan berkomunikasi kepada anak-anak, dan bukan sekedar
berkomunikasi terhadap mereka.
*** Maaf blm bisa diselesaikan. semoga bisa dapat bukunya lagi jadi bisa diselesaikan..
0 komentar:
Posting Komentar